Kurs Rupiah Nyaris Rp 15.000 Per Dolar, Ramalan Ekonom Setahun Lalu Terbukti

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sudah sebulan nilai tukar rupiah (kurs rupiah) terhadap dolar AS terus merosot, hingga mencapai angka Rp 14.680, mendekati Rp 15.000.

Rizal Ramli blak-blakan ramalannya setahun yang lalu soal rupiah anjlok terjadi hari ini.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI itu mengungkapkan ramalannya terjadi karena Pemerintah mengabaikan peringatannya.

"Saya sudah bicarakan ini sejak setahun yang lalu, pejabat pemerintah sibuk bela diri, benar kok fundamental ekonomi Indonesia kuat, baik-baik saja," ujar Rizal Ramli saat ditemui Tribun Jabar di Unpas Jalan Taman Sari No 6-8 Bandung, Jumat (31/8/2018).

• H-1 Penutupan Asian Games 2018, Kano Sumbang 1 Perak


Rizal mengaku dirinya telah melihat dan memperhatikan beberapa indeks perekonomian yang terjadi dua tahun terakhir, selama pemerintahan Jokowi dan Menteri Ekonomi Sri Mulyani.

Menurut Rizal, ada tiga indeks yang bisa dilihat mengapa rupiah anjlok.

Pertama, Rizal mengatakan ekonomi Indonesia sudah tiga tahun mandet, ekonomi yang biasanya tumbuh 6 persen lebih, namun selama tiga tahun terakhir ini hanya 0 persen.

Kedua, risiko makro ekonomi semakin tinggi, karena sumber ekonomi, daya beli, dan transaksi penjualan yang ikut merosot.


• Ditahan, Idrus Marham: KPK Punya Logika Hukum, Jangan Kita Melihat dari Logika Kita Sendiri


Rizal yakin hal tersebut terjadi karena pengelolaan ekonomi yang tidak hati-hati atau tidak prodan.

"Divisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan negatif, padahal seharusnya negara-negara di Asia tenggara rata-rata saat ini tengah mengalami positif," jelasnya.

Ketiga, Neraca pembayaran juga negatif. Rizal mengungkapka artinya, keseimbangan primer di APBN, apabila negatif maka negara meminjam sekedar untuk membayar bunga pinjaman saja.

Semua indikator menunjukkan negatif, neraca perdagangan, neraca transaksi, neraca pembayaran, dan primary balance.


• Loloskan Bacaleg Eks Koruptor, Komitmen Bawaslu Dalam Mendukung Pemberantasan Korupsi Dipertanyakan


"Ini yang kejadian sudah setahun yang lalu saya sudah ngomong lampu kuning, lampu setengah merah, kok," ujar Rizal.

Sambung Rizal mengungkapkan, akhirnya barulah Jokowi mengakui bahwa ekonomi Indonesia saat ini sedang sakit, transaksi perdagangan negatif, import lebih banyak dari pada export.

Sambil mengkritisi, Rizal pun menilai pemerintah terlalu banyak membantah, dan terlalu banyak memberikan keterangan palsu.


• Tiga Hari Tak Komunikasi, Marsal Penasaran dan Kunjungi Pamannya, Ini yang Dia Temukan


Menurutnya, hanya informasi baik saja yang disiarkan, namun informasi buruk ditutup-tutupi.

Demikian Rizal mengaku, sebelum meramalkan sebelumnya dirinya telah menghimpun banyak data.



Penulis: Hilda Rubiah

Editor: Kisdiantoro

Sumber: Tribun Jabar


http://jabar.tribunnews.com/2018/09/01/kurs-rupiah-nyaris-rp-15000-per-dolar-ramalan-ekonom-rizal-ramli-setahun-lalu-terbukti-hari-ini?page=all


https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4192618/harga-laptop-naik-rp-300000-karena-dolar-as-ngamuk/2



https://m.liputan6.com/bisnis/read/3633739/pengusaha-sebut-pelemahan-rupiah-masuk-lampu-kuning



http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2018/09/01/358194/banyak_proyek_infrastruktur_terpukul_dolar_as/



http://www.tribunnews.com/nasional/2018/09/01/andi-arief-paparkan-perbedaan-anjloknya-rupiah-kini-dengan-krisis-ekonomi-di-tahun-2008


https://autotekno.sindonews.com/read/1334826/122/rupiah-terus-melemah-pabrik-ponsel-lokal-kelabakan-1535785548



https://m.kontan.co.id/news/intervensi-bi-tidak-mujarab-mengobati-rupiah



http://id.beritasatu.com/home/depresiasi-rupiah-hipmi-nilai-tukar-rupiah-sudah-masuk-lampu-kuning/179834




















MNC VISION| AGEN RESMI MNC VISION| PAKET MNC VISION| DAFTAR MNC VISION| MNC VISION BANTEN| PAKET MNC VISION ONLINE| PORTAL BANTEN| NASHCOM| MNC VISION BANTEN
https://www.kaskus.co.id/thread/5b8a5a02de2cf225198b4567/kurs-rupiah-nyaris-rp-15000-per-dolar-ramalan-ekonom-setahun-lalu-terbukti?goto=newpost

No comments:

Post a Comment