Klarifikasi Yudi Latif dan Hilangnya Etika dalam Politik



Menjelang Pemilu, biasanya akan banyak pencatutan nama intelektual untuk propaganda politik. Hal itu digunakan untuk menyudutkan lawan sehingga seakan 'legitimate'.

 

Hal itu sebagaimana yang dialami oleh Mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudi Latif. Nama dan tulisannya dicatut oleh pihak oposisi untuk menyudutkan Presiden Jokowi.

 

Pertama, dia disebut sebagai salah satu pembicara dalam Road Show Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI). Kedua, tulisannya yang berjudul 'Negara Sengkarut Pikir' yang pernah diterbitkan di Harian Kompas diedarkan ulang dengan diberikan judul baru, seperti Jokowi Membawa Arus Besar Anti-Intelektualisme, Analisa Yudi Latief, Puisi Zaman Keraguan atau Serangan Balik Yudi Latif.

 

Dengan adanya pencatutan nama dan tulisan itu, akibatnya timbul kesan seolah Yudi Latif kecewa terhadap Presiden Jokowi sehingga kini berani melontarkan kritik padanya. Itu juga dimanfaatkan kubu oposisi seolah Yudi Latif berada satu pihak dengan mereka.

 

Kedua klaim sepihak di atas telah dibantah oleh Yudi Latif. Melalui klairifikasi yang disebarkannya di media sosial, pengajar di Univ. Pancasila ini mengaku bahwa dirinya tak pernah dikontak dan/atau diminta persetujuan panitia untuk acara GSI. Dia juga tak tahu menahu sehingga tak perlu bertanggung jawab atas acara tersebut.

 

Kemudian, Yudi juga mengklarifikasi bahwa tulisannya itu telah terbit jauh sebelum masa kampanye, tepatnya pada 2 Februari 2018. Sehingga itu tidak diproduksi untuk kepentingan kontestasi politik.

 

Tulisan Yudi Latif itu pun juga tidak diarahkan kepada seseorang atau Jokowi, melainkan pada berbagai kalangan karena memudarnya kualitas pikir dalam kehidupan publik. Kritik itu sebagai bentuk dari tanggung jawabnya sebagai intelektual.

 

Yudi Latif sendiri sebenarnya tak keberatan tulisannya diedarkan secara luas, namun sangat mempermasalahkan etika peredaran itu sendiri yang ditambahi framming pemenggalan, komentar dan perubahan judul tanpa menyebutkan sumber dan tanggal dimuatnya.

 

Oleh karena itu, bisa dikatakan apa yang dilakukan oleh pendukung pihak oposisi banyak mencatut namanya. Itu bisa dikatakan sebagai bentuk pelanggaran hak cipta.

 

Yudi Latif sepertinya tidak terima dengan praktik kurang etis tersebut. Karena bisa menjatuhkan reputasinya karena bisa dianggap seolah menyerang Jokowi sebagai mantan atasannya.

 

Dengan begitu terlihat jelas bahwa pihak oposisi sudah tidak lagi memperhitungkan etika dalam berpolitik. Mereka hanya mengejar pembentukan opini negatif demi kepentingan politik, alih-alih cara santun yang mengedepankan intelektualitas.



















MNC VISION| AGEN RESMI MNC VISION| PAKET MNC VISION| DAFTAR MNC VISION| MNC VISION BANTEN| PAKET MNC VISION ONLINE| PORTAL BANTEN| NASHCOM| MNC VISION BANTEN
https://www.kaskus.co.id/thread/5b8a590598e31b680f8b4567/klarifikasi-yudi-latif-dan-hilangnya-etika-dalam-politik?goto=newpost

No comments:

Post a Comment