Saat terjadi gempa, banyak kamar yang terisi. Namun, belum diketahui persis jumlah orang yang masih belum ditemukan.
"Di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap," ungkapKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Di tengah banyaknya gedung-gedung yang ambruk karena goncangan gempa, ada beberapa gedung yang tetap berdiri kokoh.
Salah satunya adalah gedung Gereja IFGF (International Full Gospel Fellowship) yang berdiri kokoh di sebelah Hotel Roa Roa.
Hal ini pun menjadi perbincangan di media sosial. Ada yang menyebutkan gedung tersebut masih berdiri kokoh karena kuasa Tuhan.
Gereja IFGF yang diposting warganet (Facebook)
Seperti yang diposting akun Facebook Patrick Sineri
#SAVE_PALU_SULTENG...GOD'S POWER itu ada...
Gedung GEREJA IFGF Palu, berdiri kokoh GEMPA berskala richter 7,4 plus tsunami di Kota Palu Sulawesi Tengah.
Hotel ROA-ROA 100 kamar berlantai 8, runtuh. RR Hotel sebanyak 76 kamar dikabarkan ada tamunya dan masih terjebak di bawah reruntuhan.
Saptu (29/09) pukul 19 : 00 wib., sempat mendengar suara-suara dari bawah reruntuhan bangunan Hotel ROA-ROA.
Saat terjadi gempa, Delegasi Atlet Paralayang dari beberapa daerah menurut informasi mereka ada yang menginap di hotel tersebut, termasuk Atlet Paralayang asal Sulut.
Dahsyatnya lagi, Gedung GEREJA IFGF Palu, masih berdiri tegap dan tidak roboh, berseblahan dengan Hotel RR, dalam lingkaran biru. (B-jr - dari berbagai sumber terkini).
Dalam perbincangan, para warganet juga mengunggah foto-foto dari penampakan gereja yang masih berdiri kokoh, sedangkan Hotel Roa Roa yang bersebelahan dengan gereja rata dengan tanah.
Korban Tewas 832 Orang
Informasi terbaru tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Minggu (30/09/2018) siang.
"Update dampak bencana jumlah korban jiwa sampai siang ini pukul 13.00, total 832 orang meninggal dunia terdiri di Kota Palu 821 orang dan Donggala 11 orang," kata Sutopo.
Korban tewas akibat tertimpa bangunan dan diterjang tsunami.
Sutopo mengatakan, jumlah korban kemungkinan masih akan terus bertambah karena pencarian dan evakuasi terus dilakukan.
Proses pencarian dan evakuasi korban hari ini fokus di Hotel Roa Roa yang runtuh, Ramayana, Pantai Talise, hingga perumahan Balaroa.
"Di Hotel Roa Roa diperkirakan ada 50-an orang korban," lanjutnya.
Sutopo mengatakan, operasi SAR tidak mudah karena terkendala listrik padam, minimnya fasilitas alat berat, hingga terputusnya akses menuju lokasi.
Rumah terseret air lumpur di Palu. ©Twitter Sutopo ()
Bukan Bencana Nasional
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah tak menetapkan status bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi tengah, sebagai bencana nasional.
Alasannya, pemerintahan daerah di wilayah Sulawesi Tengah masih berjalan. Kondisi ini berbeda dengan situasi yang terjadi saat bencana yang sama terjadi di Aceh pada 2004.
"Kalau ditetapkan bencana nasional itu salah satu sebabnya kayak di Aceh kalau pemerintahnya lumpuh. Di sana (Palu) gubernur masih ada, bupati masih ada, (pemerintahan) masih jalan," kata Kalla, yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), di Kantor PMI, Minggu (30/9/2018).
Kalla menjelaskan, tidak adanya status bencana nasional bukan berarti pemerintah pusat lepas tangan dalam menangani korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Ia memastikan, tidak ada perbedaan perlakuan antara bencana yang berstatus becana nasional mau pun tidak.
"Pemerintah membantu sepenuhnya sama dengan terjadi bencana di mana saja, tidak ada perbedaan," ujar Kalla.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhadap gempa dan tsunami di Palu.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Gempa tersebut menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Kota Palu pascaditerjang gempa dan tsunami, Minggu (30/9/2018) (Istimewa)
Presiden Joko Widodo Kunjungi Lokasi Terdampak Bencana
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018).
Presiden tiba pukul 13.00 WITA.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengatakan, setibanya di Palu, Presiden menerima laporan dari kementerian terkait, termasuk Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah.
Sehari sebelumnya, Sabtu (29/9/2018), Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah berada di Palu.
"Presiden pimpin rapat terbatas diikuti jajaran menteri, termasuk Menteri PUPR dan BNPB. Presiden meminta penanganan pertama adalah evakuasi evakuasi korban," kata Johan seperti dikutip dari wawancara langsung yang ditayangkan Kompas TV, Minggu.
Menurut Johan, setelah menerima laporan dari kementerian terkait dan BNPB, Presiden memberikan instruksi agar dilakukan penanganan jalur utama, termasuk ketersediaan listrik dan komunikasi.
Saat ditanya apakah Presiden Jokowi ada rencana bermalam di Palu, Johan belum bisa memastikannya.
"Yang terpenting arahan secara langsung sudah diberikan dan meninjau korban," kata dia.
Dalam kunjungannya ini, lokasi pertama yang didatangi Presiden Jokowi adalah Perum Balaroa, lokasi yang disebut mengalami dampak paling berat setelah peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/9/2018).
Johan menekankan, yang terpenting saat ini, pemerintah pusat melakukan upaya penanganan dengan cara yang cepat, termasuk mempercepat penggelontoran dana. (*)
IMB
Udah ada izinnya belum itu gereja?:D
"Di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap," ungkapKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Di tengah banyaknya gedung-gedung yang ambruk karena goncangan gempa, ada beberapa gedung yang tetap berdiri kokoh.
Salah satunya adalah gedung Gereja IFGF (International Full Gospel Fellowship) yang berdiri kokoh di sebelah Hotel Roa Roa.
Hal ini pun menjadi perbincangan di media sosial. Ada yang menyebutkan gedung tersebut masih berdiri kokoh karena kuasa Tuhan.
Gereja IFGF yang diposting warganet (Facebook)
Seperti yang diposting akun Facebook Patrick Sineri
#SAVE_PALU_SULTENG...GOD'S POWER itu ada...
Gedung GEREJA IFGF Palu, berdiri kokoh GEMPA berskala richter 7,4 plus tsunami di Kota Palu Sulawesi Tengah.
Hotel ROA-ROA 100 kamar berlantai 8, runtuh. RR Hotel sebanyak 76 kamar dikabarkan ada tamunya dan masih terjebak di bawah reruntuhan.
Saptu (29/09) pukul 19 : 00 wib., sempat mendengar suara-suara dari bawah reruntuhan bangunan Hotel ROA-ROA.
Saat terjadi gempa, Delegasi Atlet Paralayang dari beberapa daerah menurut informasi mereka ada yang menginap di hotel tersebut, termasuk Atlet Paralayang asal Sulut.
Dahsyatnya lagi, Gedung GEREJA IFGF Palu, masih berdiri tegap dan tidak roboh, berseblahan dengan Hotel RR, dalam lingkaran biru. (B-jr - dari berbagai sumber terkini).
Dalam perbincangan, para warganet juga mengunggah foto-foto dari penampakan gereja yang masih berdiri kokoh, sedangkan Hotel Roa Roa yang bersebelahan dengan gereja rata dengan tanah.
Korban Tewas 832 Orang
Informasi terbaru tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Minggu (30/09/2018) siang.
"Update dampak bencana jumlah korban jiwa sampai siang ini pukul 13.00, total 832 orang meninggal dunia terdiri di Kota Palu 821 orang dan Donggala 11 orang," kata Sutopo.
Korban tewas akibat tertimpa bangunan dan diterjang tsunami.
Sutopo mengatakan, jumlah korban kemungkinan masih akan terus bertambah karena pencarian dan evakuasi terus dilakukan.
Proses pencarian dan evakuasi korban hari ini fokus di Hotel Roa Roa yang runtuh, Ramayana, Pantai Talise, hingga perumahan Balaroa.
"Di Hotel Roa Roa diperkirakan ada 50-an orang korban," lanjutnya.
Sutopo mengatakan, operasi SAR tidak mudah karena terkendala listrik padam, minimnya fasilitas alat berat, hingga terputusnya akses menuju lokasi.
Rumah terseret air lumpur di Palu. ©Twitter Sutopo ()
Bukan Bencana Nasional
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah tak menetapkan status bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi tengah, sebagai bencana nasional.
Alasannya, pemerintahan daerah di wilayah Sulawesi Tengah masih berjalan. Kondisi ini berbeda dengan situasi yang terjadi saat bencana yang sama terjadi di Aceh pada 2004.
"Kalau ditetapkan bencana nasional itu salah satu sebabnya kayak di Aceh kalau pemerintahnya lumpuh. Di sana (Palu) gubernur masih ada, bupati masih ada, (pemerintahan) masih jalan," kata Kalla, yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), di Kantor PMI, Minggu (30/9/2018).
Kalla menjelaskan, tidak adanya status bencana nasional bukan berarti pemerintah pusat lepas tangan dalam menangani korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Ia memastikan, tidak ada perbedaan perlakuan antara bencana yang berstatus becana nasional mau pun tidak.
"Pemerintah membantu sepenuhnya sama dengan terjadi bencana di mana saja, tidak ada perbedaan," ujar Kalla.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhadap gempa dan tsunami di Palu.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Gempa tersebut menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Kota Palu pascaditerjang gempa dan tsunami, Minggu (30/9/2018) (Istimewa)
Presiden Joko Widodo Kunjungi Lokasi Terdampak Bencana
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018).
Presiden tiba pukul 13.00 WITA.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengatakan, setibanya di Palu, Presiden menerima laporan dari kementerian terkait, termasuk Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah.
Sehari sebelumnya, Sabtu (29/9/2018), Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah berada di Palu.
"Presiden pimpin rapat terbatas diikuti jajaran menteri, termasuk Menteri PUPR dan BNPB. Presiden meminta penanganan pertama adalah evakuasi evakuasi korban," kata Johan seperti dikutip dari wawancara langsung yang ditayangkan Kompas TV, Minggu.
Menurut Johan, setelah menerima laporan dari kementerian terkait dan BNPB, Presiden memberikan instruksi agar dilakukan penanganan jalur utama, termasuk ketersediaan listrik dan komunikasi.
Saat ditanya apakah Presiden Jokowi ada rencana bermalam di Palu, Johan belum bisa memastikannya.
"Yang terpenting arahan secara langsung sudah diberikan dan meninjau korban," kata dia.
Dalam kunjungannya ini, lokasi pertama yang didatangi Presiden Jokowi adalah Perum Balaroa, lokasi yang disebut mengalami dampak paling berat setelah peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/9/2018).
Johan menekankan, yang terpenting saat ini, pemerintah pusat melakukan upaya penanganan dengan cara yang cepat, termasuk mempercepat penggelontoran dana. (*)
IMB
Udah ada izinnya belum itu gereja?:D
MNC VISION| AGEN RESMI MNC VISION| PAKET MNC VISION| DAFTAR MNC VISION| MNC VISION BANTEN| PAKET MNC VISION ONLINE| PORTAL BANTEN| NASHCOM| MNC VISION BANTEN
https://www.kaskus.co.id/thread/5bb1731696bde6d83c8b4572/gereja-ini-berdiri-kokoh-meski-palu-diguncang-gempa-hotel-di-sebelahnya-rata-tanah?goto=newpost
No comments:
Post a Comment