AGEN RESMI MNC VISION
PAKET MNC VISION
DAFTAR MNC VISION
MNC VISION BANTEN
PAKET MNC VISION ONLINE
PORTAL BANTEN
NASHCOM
MNC VISION BANTENKehadiran Viu Bantu Kurangi Pembajakan di Indonesia
Sebagai penyedia pilihan lokasi akses dan konten berkualitas, Viu meyakini kehadiran layanan OTT mampu mengurangi pembajakan di Indonesia.
Jakarta: Kehadiran layanan streaming konten film seperti Viu disambut baik oleh masyarakat Indonesia, yang turut didorong oleh penetrasi smartphone dan internet yang pesat.
Tidak hanya itu, kehadiran penyedia layanan ini juga disebut Viu mampu membantu mengurangi pembajakan konten yang marak di Indonesia.
"Keberadaan penyedia layanan seperti Viu pastinya mengurangi pembajakan konten. Sebab masyarakat Indonesia pasti ingin menonton konten legal tapi terjangkau, baik secara harga maupun waktu. Sedangkan pembajakan ada karena masyarakat tidak punya pilihan yang accessible dan terjangkau," ujar Chief Operating Officer Vuclip Arun Prakash.
Kehadiran layanan streaming seperti Viu tersebut disebut Arun memberikan masyarakat pilihan alternatif, sehingga mereka tidak lagi memilih untuk mengonsumsi konten bajak atau konten ilegal. Sementara itu, kemunculan sejumlah layanan Over-The-Top (OTT) di Indonesia tidak menggentarkan langkah Viu untuk tetap beroperasi di Indonesia.
Sebab, jelas Arun, Viu menawarkan konten berbeda dari layanan OTT lain, yang terfokus pada konten Asia, seerti Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Viu juga meyakini bahwa konten harus segar, dan mencoba menghadirkan konten tersebut segera setelah konten ditayangkan di negara asalnya.
Tidak hanya itu, Viu juga menyebut bahwa layanannya berusaha untuk melokalisasi konten yang ditawarkan kepada pengguna, dengan selalu menghadirkan subtittle dalam bahasa lokal, seperti bahasa Indonesia untuk pasar Indonesia.
Viu juga terfokus dalam menyuguhkan konten orisinal karyanya, yang dihadirkan dengan melibatkan sejumlah orang muda berbakat Indonesia, namun dengan cara produksi dan penyajian konten berskala internasional. Fokus ini disebut Viu turut menjadi bentuk investasi dan komitmennya dalam memajukan industri pembuat konten orisinal dan perfilman di Indonesia.
Namun saat disinggung menyoal layanan OTT lain yang juga berupaya menawarkan konten orisinal karya mereka, Viu mengaku tetap optimistis layanannya mampu menarik perhatian konsumen Indonesia, serta menyebut bahwa perusahaannyalah yang pertama menciptakan konten orisinal dan layanan lain sebagai pengikut.
Perbedaan terkait kualitas konten yang disuguhkannya juga menjadi alasan pendorong keyakinan Viu bahwa layanannya tetap akan menjadi pilihan terbaik bagi konsumen. Sementara itu dalam lima tahun mendatang, kehadiran layanan OTT di Indonesia diprediksi Viu akan menjadi hal umum seperti yang terjadi di negara maju saat ini.
Sebab dalam tiga hingga lima tahun mendatang, Viu menilai adopsi smartphone dan internet sudah semakin membaik berkat dukungan infrastruktur lebih baik. Saat pada saat tersebut, Viu menyebut konten dengan kualitas terbaik juga dinilai Viu sudah dalam jumlah yang banyak.
Viu juga meyakini bahwa dalam waktu tiga tahun, perusahaannya dapat menelurkan bakat muda dan konten orisinal dengan kualitas berskala internasional, dan membawa banyak konten orisinal tersebut ke ajang kompetisi internasional dan bersaing dengan konten karya pelaku film internasional.
Tidak hanya itu, kehadiran penyedia layanan ini juga disebut Viu mampu membantu mengurangi pembajakan konten yang marak di Indonesia.
"Keberadaan penyedia layanan seperti Viu pastinya mengurangi pembajakan konten. Sebab masyarakat Indonesia pasti ingin menonton konten legal tapi terjangkau, baik secara harga maupun waktu. Sedangkan pembajakan ada karena masyarakat tidak punya pilihan yang accessible dan terjangkau," ujar Chief Operating Officer Vuclip Arun Prakash.
Kehadiran layanan streaming seperti Viu tersebut disebut Arun memberikan masyarakat pilihan alternatif, sehingga mereka tidak lagi memilih untuk mengonsumsi konten bajak atau konten ilegal. Sementara itu, kemunculan sejumlah layanan Over-The-Top (OTT) di Indonesia tidak menggentarkan langkah Viu untuk tetap beroperasi di Indonesia.
Sebab, jelas Arun, Viu menawarkan konten berbeda dari layanan OTT lain, yang terfokus pada konten Asia, seerti Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Viu juga meyakini bahwa konten harus segar, dan mencoba menghadirkan konten tersebut segera setelah konten ditayangkan di negara asalnya.
Tidak hanya itu, Viu juga menyebut bahwa layanannya berusaha untuk melokalisasi konten yang ditawarkan kepada pengguna, dengan selalu menghadirkan subtittle dalam bahasa lokal, seperti bahasa Indonesia untuk pasar Indonesia.
Viu juga terfokus dalam menyuguhkan konten orisinal karyanya, yang dihadirkan dengan melibatkan sejumlah orang muda berbakat Indonesia, namun dengan cara produksi dan penyajian konten berskala internasional. Fokus ini disebut Viu turut menjadi bentuk investasi dan komitmennya dalam memajukan industri pembuat konten orisinal dan perfilman di Indonesia.
Namun saat disinggung menyoal layanan OTT lain yang juga berupaya menawarkan konten orisinal karya mereka, Viu mengaku tetap optimistis layanannya mampu menarik perhatian konsumen Indonesia, serta menyebut bahwa perusahaannyalah yang pertama menciptakan konten orisinal dan layanan lain sebagai pengikut.
Perbedaan terkait kualitas konten yang disuguhkannya juga menjadi alasan pendorong keyakinan Viu bahwa layanannya tetap akan menjadi pilihan terbaik bagi konsumen. Sementara itu dalam lima tahun mendatang, kehadiran layanan OTT di Indonesia diprediksi Viu akan menjadi hal umum seperti yang terjadi di negara maju saat ini.
Sebab dalam tiga hingga lima tahun mendatang, Viu menilai adopsi smartphone dan internet sudah semakin membaik berkat dukungan infrastruktur lebih baik. Saat pada saat tersebut, Viu menyebut konten dengan kualitas terbaik juga dinilai Viu sudah dalam jumlah yang banyak.
Viu juga meyakini bahwa dalam waktu tiga tahun, perusahaannya dapat menelurkan bakat muda dan konten orisinal dengan kualitas berskala internasional, dan membawa banyak konten orisinal tersebut ke ajang kompetisi internasional dan bersaing dengan konten karya pelaku film internasional.
No comments:
Post a Comment